Feeds:
Posts
Comments

Archive for June 15th, 2009

23 Pebruari 2009 – Kota Sengata, Kab. Kutai Timur

Tujuan ke kota Sengata aku tempuh melalui perjalanan yang cukup melelahkan.  Dimulai dari Bandara Cengkareng Jakarta jam 14.45 WIB, menuju Balikpapan dengan pesawat Lion ER90.  Pesawat yang dimiliki Maskapai penerbangan Lion jenis ini relatif masih baru sehingga take off maupun landingnya cukup nyaman.  Didukung oleh cuaca yang baik, hanya ada gumpalan awan di beberapa tempat, perjalananku menuju Balikpapan tidak terlalu membuat perasaan khawatir. Meskipun sudah puluhan kali naik pesawat, namun rasa khawatir kadang-kadang muncul kalau hamparan langit dihiasi oleh awan-awan tebal,pesawat akan terombang-ambing seperti naik angkot di jalan berlubang-lubang, bahkan kadang-kadang seperti naik ayunan pada waktu masih TK dulu.

Pesawat landing dengan mulus di Bandara Sepinggan Balikpapan diiringi oleh gerimis.  Perjalanan dari Cengkareng ke Sepinggan sebenarnya 2 jam, namun karena posisi waktu di Balikpapan 1 jam lebih cepat, maka sampai di Balikpapan jam 17.45 WIT, kalo di Jakarta masih jam 16.45 WIB.

Balikpapan ke Sengata tidak ada route penerbangan, sehingga jalan yang memungkinkan adalah melalui jalan darat.  Karena perjalanan ke Sengata memakan waktu kurang lebih 6 jam dan hari sudah menjelang malam, maka aku memutuskan menginap dulu di Balikpapan, besok pagi baru berangkat ke Sengata.  Sebenarnya balikpapan ke Sengata normalnya dapat ditempuh 5 jam, namun karena kondisi jalan dari Bontang – Sengata rusak cukup parah, maka lebih lambat sampai Sengata.  Menuju kota Sengata dari Balikpapan rutenya adalah Balikpapan – Samarinda – Bontang – Sengata.

(more…)

Read Full Post »

Waktu menunjukkan jam 09 pagi ketika kami berangkat dari camp. Dengan menggunakan mobil Hiline bak terbuka kami menuju sungai tempat perahu ditambat.  Sekitar 30 menit kami sampai di jembatan tempat perahu ditambat.  Waktu saya melihat perahu, lebih tepatnya ketinting, orang setempat biasa menyebutnya “robin”, agak terkejut juga, karena ga kebayang “robin” yang kami sewa tersebut ukurannya kecil, padahal kami bertujuh (termasuk tenaga bantuan), belum barang bawaan kami yang lumayan banyak.  tapi ya karena adanya si robin itu, terpaksa lah kami naik juga.

Naik ke Robin

Naik ke Robin

Baru kami siap-siap naik ke robin, saya melihat awan tiba-tiba bergulung tebal dan diiringi angin agak kencang.  Padahal kata staf di camp, sudah hampir 2 minggu tidak ada hujan.   Tapi kami tetap naik ke robin, dan selesai kami naik semua, turun hujan sangat lebat.  Robin dibawa ke bawah jembatan, tapi tetap saja masih kena hujan karena saking derasnya.  Kami bertanya ke nahkoda robin, kira-kira gimana dengan hujan yang begini lebat.  Kata nahkoda “terserah pak… mau berangkat juga ayo aja”, “busyett..” gumam kami “hujan begini mau diterjang saja”.  Tapi ya udahlah nekat saja, rencana sudah matang jangan sampai tertunda.  Akhirnya kami memutuskan tetap berangkat menembus hujan deras.

(more…)

Read Full Post »

Papan lubuk larangan

Papan lubuk larangan

Pada jaman dahulu Sulangaling adalah sebuah wilayah yang ada di hulu sungai – Batang Gadis – sungai Parlampungan.  Sekarang wilayah tersebut sudah terbagi-bagi menjadi beberapa desa dan masuk dalam wilayah Kabupaten Mandailing Natal.  Desa-desa tersebut diantaranya adalah Desa Ranto Panjang, Desa Lubuk Kapundung, Desa Huta Imbaru.  Keseluruhannya masuk ke dalam  wilayah Kecamatan Muara batang Gadis.

Desa-desa yang terletak di sepanjang aliran Sungai Parlampungan bagian hulu ini mempunyai beberapa kearifan lokal yang sampai sekarang masih terjaga keberadaannya. Salah satu kearifan lokal tersebut adalah adanya Lubuk Larangan Desa.

(more…)

Read Full Post »

Kacang Sihobuk

Kacang Sihobuk

Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, pesawat akhirnya sampai di Bandara Polonia, Medan.   Waktu menunjukkan jam 9 pagi.  Selesai mengambil bagasi, kami berlima saya, pak Tri, Cipto, Andro, dan Nurcahyo, sudah dijemput oleh mobil travel jenis Mitsubishi L300 yang akan mengantar kami ke kab. Mandailing Natal.  Setelah menaikkan barang-barang bawaan ke dalam bagasi mobil, kami satu persatu naik ke dalam mobil, lumayan lah.. saya liat ada AC nya.  “Pak Tri duduk di depan aja biar leluasa” kata saya.

Hampir berbarengan kami bertanya kepada supir, “berapa lama sampai ke Mandailing Natal?”… “Kalau lancar jam 5 pagi besok kita sudah sampai pak” kata supir.  Sontak kami bergumam, “jam 5 pagi?, berarti kalau sekarang jam 9.30 berangkat, lama perjalanan sekitar 19 jam!”.. ufff… udah kebayang di jalan kayak apa… tapi yahh.. demi sesuap nasi, dijalananin aja lah, udah biasa ini, hehe…

(more…)

Read Full Post »

Sudah menjadi berita umum bahwa setiap hari sabtu dan minggu, jalur lalulintas dari bogor menuju puncak selalu macet.  Atau sebaliknya dari arah puncak menuju bogor juga selalu macet. Kemacetan timbul ketika masyarakat dengan kendaraan pribadi, yang sebagian besar berasal dari Jakarta, berlibur ke Puncak.  Kadang-kadang merasa heran juga kalau melihat antrean mobil yang terjebak macet, apa mereka tidak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah bahwa setiap hari minggu dan sabtu kalau ke Puncak hampir dipastikan macet.  Tapi ya mungkin ada keasyikan tersendiri dengan bermacet-macet ria.  Setelah penat selama sepekan bergelut dengan pekerjaan di Jakarta, hari libur menjadi hari yang paling berharga, sehingga kondisi apapun bukan menjadi penghalang untuk sekedar menghirup udara segar di Puncak atau mungkin ada hajat lain (???).

(more…)

Read Full Post »

Karena sudah rutin perjalanan Bogor-Bandung (pp) via Puncak, modus kejahatan ini sering saya lihat.  Namun hanya bisa mengelus dada ketika melihat sebuah mobil di pinggir jalan yang sedang di bongkar rodanya oleh montir-montir nakal itu….hmm kena deh mobil itu..

Jadi, hati-hati apabila mengendarai mobil ketika melewati jalan di Ciloto, tepatnya di jalan yang menurun kalau dari arah Puncak.  Kira-kira daerah operasinya meliputi sepanjang jalan mulai dari Pos Polisi atau RM. Bumi Aki terus ke bawah sampai tikungan agak tajam (Hotel Lembah Hijau), RM. Ikan Bakar Alam Indah I, mesjid Al-Ikhlas sampai dengan pertigaan Kota Bunga.

Pasalnya ada beberapa orang di pinggir jalan yang saling bekerjasama, yaitu ketika mobil kita melewati jalan disitu, mereka akan berteriak dan menunjuk mobil kita kalau mobil kita “ngebul pak rodanya…rem..rem pak!..bu! rodanya berasap”.  Orang-orang ini menempatkan diri pada tempat yang terpisah, dan ketika kita melewati mereka, masing-masing akan berteriak hal yang sama, sehingga bagi yang lewat akan berpikir seolah-olah memang benar mobil kita ada gangguan (ngebul), karena yang memberitahu tidak Cuma satu orang, tapi beberapa orang di tempat yang berbeda, meskipun tidak berjauhan.Kemudian apa yang akan terjadi kalau kita meminggirkan mobil kita dan berhenti?  Orang-orang tersebut akan bergegas mendekati mobil kita, dan tanpa sepengetahuan kita menyemprotkan sejenis cairan ke velg mobil kita yang menghasilkan asap (sepertinya rem kita panas).  Sehingga pemilik mobil akan lebih pecaya bahwa mobilnya bermasalah.

(more…)

Read Full Post »